Segala cara digunakan kelompok sesat Hizbut Tahrir (HT), walau hanya bermodalkan prasangka-prasangka tak berdasar untuk menjelek-jelekan negeri Arab Saudi, negeri yang terdapat padanya kiblat kaum muslimin dan masjid Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, negeri yang memuliakan para ulama dan penuntut ilmu, negeri yang paling banyak diterapkan hukum-hukum Islam, negeri yang paling banyak membantu kaum muslimin di seluruh dunia, di saat Hizbut Tahrir sendiri tak punya negara yang menaungi dan menolong kaum muslimin, bahkan banyak tokoh-tokoh besarnya yang tinggal di negeri-negeri kafir. Ada apa dengan Hizbut Tahrir…?!
Asy-Syaikh Al-‘Allamah Ibnul ‘Utsaimin rahimahullah berkata,
أقول- وأشهد الله تعالى على ما أقول وأشهدكم أيضاً – إنني لا أعلم أن في الأرض اليوم من يطبق من شريعة الله ما يطبقه هذا الوطن أعني المملكة العربية السعودية، وهذا بلا شك من نعمة الله علينا فلنكن محافظين على ما نحن عليه اليوم، بل ولنكنمستزيدين من شريعة الله- عز وجل- أكثر مما نحن عليه اليوم، لأنني لا أدّعي الكمال، وأننا في القمة بالنسبة لتطبيق شريعة الله لا شك أننا نخل بكثير منها، ولكننا خير والحمد لله مما نعلمه من البلاد الأخرى، ونحن إذا حافظنا على ما نحن عليه اليوم، ثم حاولنا الاستزادة من التمسك بدين الله- عز وجل- عقيدة ومنهاجًا فإن النصر يكون حليفنا ولو اجتمع علينا مَنْ بأقطارها، لأن الله- عز وجل- يقول وهو الذي بيده ملكوت السماوات والأرض: (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ)
“Aku katakan –dan aku persaksikan kepada Allah dan kepada kalian terhadap ucapanku ini- bahwa sungguh aku tidak mengetahui di dunia ini pada masa ini yang menerapkan syari’at Allah seperti yang diterapkan negeri ini, maksudku Kerajaan Arab Saudi, dan tidak diragukan lagi ini termasuk nikmat Allah kepada kita, maka hendaklah kita menjaga nikmat yang kita rasakan hari ini, bahkan hendaklah kita menambah penerapan syari’at Allah ‘azza wa jalla lebih banyak lagi dari apa yang sudah kita terapkan hari ini, karena kita tidak boleh mengklaim sempurna (dalam penerapan syari’at), dan memang pada kenyataannya dalam penerapan syari’at kita masih banyak kekurangan, akan tetapi segala puji hanya bagi Allah sepanjang yang kami ketahui bahwa syari’at yang kita terapkan lebih baik dari negeri-negeri yang lain.
Dan apabila kita menjaga apa yang sudah kita capai hari ini, kemudian kita terus berusaha menambah kuat berpegang teguh dengan agama Allah ‘azza wa jalla, baik aqidah maupun manhaj, maka pertolongan Allah akan selalu bersama kita meski seluruh dunia bersatu untuk memusuhi kita, karena Allah ‘azza wa jalla yang di tangan-Nya kerajaan langit dan bumi telah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ وَالَّذِينَ كَفَرُوا فَتَعْسًا لَهُمْ وَأَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka.” (Muhammad: 7-8).” [Majmu’ Fatawa war Rosaail, 25/505-506]
Kebaikan Pemerintah Arab Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia
Kita tidak menutup mata, layaknya manusia biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan kekhilafan. Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan kebaikan saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas budi, sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka telah menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair:
وعين الرضا عن كل عيب كليلة … ولكن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi segala cela, Pandangan benci menampakkan segala cacat.”
Kebaikan pemerintah Saudi terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk Indonesia. Ratusan masjid dibangun oleh pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari pemerintah dan masyarakat Saudi serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat banyak, hanya saja jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka cabang universitas Al-Imam Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin di Indonesia. Sampai saat ini saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia yang dibangun oleh pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah gedung besar dan mewah untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya itu, para mahasiswa juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis, asrama juga gratis.
Cabang universitas Muhammad bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk anak-anak bangsa Indonesia. Mereka belajar secara gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi, bahkan di masa Pemerintahan Raja Salman bin Abdul Aziz hafizhahullah yang baru ini, beliau melipatgandakan gaji mereka di bulan ini.
Ketika terjadi Tsunami Aceh dan Sumatera Utara, negara-negara Barat gembar-gembor di media massa mengumumkan sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu besar, itupun ternyata sebagian besarnya berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi, hampir tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa media ketika itu menginfokan:
“Rakyat dan pemerintah Arab Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri dari sumbangan masyarakat sebesar US$250 juta dan dari pemerintah Kerajaan Arab Saudi sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.”
“Semua sumbangan itu merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.
Adakah bantuan Saudi untuk Palestina? Apakah benar tuduhan dusta lagi keji yang dihembuskan orang-orang Syi’ah, bahwa Saudi bekerjasama dengan Inggris hingga Palestina berhasil dicaplok Yahudi? Jawabannya, kenyataan yang ada sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyunmasih sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan haramnya demo, Pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk Palestina. Media menginformasikan:
“Raja Arab Saudi pada Senin mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan kembali Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. “Atas nama rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dolar bagi program pembangunan kembali Gaza,” kata Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi bantuan, media memberitakan:
“Arab Saudi menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15 juta dollar AS setiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan sumbangan seorang pengusaha:
“Seorang pengusaha Saudi yang menolak untuk disebutkan identitasnya ini- pada hari senin, sumbangkan 25 juta Riyal untuk membantu rakyat Gaza.”
Catatan Asy-Syaikh Hamd Al-‘Utsman hafizhahullah:
Dalam beberapa tweet beliau menyebutkan diantaranya,
1) Tidak Ada yang Mengingkari Bantuan Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia, Kecuali…?
مواقف السعودية في نصرة قضايا الإسلام في كل أقطار الدنيا لا ينكرها إلا عدو نفسه،قال النبي ﷺ“لايشكر الله من لايشكر الناس“.
“Peran-peran Saudi dalam membantu permasalahan-permasalahan Islam di seluruh dunia tidak ada yang mengingkarinya kecuali musuh dirinya sendiri, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidaklah bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Ash-Shahihah: 416)
2) Pembangunan Masjid-masjid dan Pusat-pusat Islam Hingga ke Kutub Utara:
غالبية المساجد والمراكز الإسلامية في الخارج بُنيت بدعم الدولة السعودية وتبرعات شعبه السخي،حتى بلغت مآذن المساجد القطب الشمالي.
“Banyak sekali masjid dan pusat-pusat dakwah Islam di luar Saudi, dibangun dengan dukungan Pemerintah Saudi dan bantuan dana masyarakatnya yang dermawan, hingga tempat-tempat berkumandang adzan dari masjid-masjid sampai ke Kutub Utara”.
3) Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Kuwait dari Pembantaian Partai Sosialis Komunis Ba’tsi Iraq dan Bahrain dari Serangan Syi’ah Iran:
لا ننسى نصرة السعودية للكويت في تحريرها من الاحتلال البعثي،كما لاننسى نصرتها للبحرين في منع الغزو الايراني لها،والوفاء شيمة المسلم.
“Jangan engkau lupa bantuan Saudi untuk Kuwait dalam membebaskannya dari penjajahan Partai Ba’ts, jangan pula engkau lupa dengan bantuan Saudi terhadap Bahrain dalam menghalau serangan pasukan Iran, dan menunaikan janji adalah sifat seorang muslim”.
4) Peran Arab Saudi dalam Jihad Afghanistan:
السعودية دفعت أبناءها للدفاع عن أفغانستان من الاحتلال الروسي فضلا عن المليارات،وكافأنا جاحدالجميل بإقامة معسكرات تدريب هناك لغزونا.
“Saudi telah mengerahkan anak-anak negerinya untuk membela Afghanistan dari penjajahan Rusia, apalagi milyar-milyar dananya…”
5) Peran Arab Saudi dalam Membantu Dunia Islam dan Pakistan Secara Khusus dalam Pengembangan Senjata Nuklir:
السعوديةدفعت المليارات لتنمية الدول الإسلامية لمنشآتهاالتعليميةوالصحيةوالعسكرية،والكهرباء والماءوالطرق،ودعمت باكستان في صناعة السلاح النووي.
“Saudi telah membantu milyar-milyar dananya untuk mengembangkan negeri-negeri Islam; untuk pembangunan dalam pendidikan, kesehatan, militer, listrik, air, jalan-jalan, dan membantu Pakistan dalam pengembangan senjata nuklir”.
6) Peran Arab Saudi dalam Menyelamatkan Bosnia:
في الوقت الذي فرضت فيه الأمم المتحدة منعا لتوريد الأسلحة في حرب البلقان زودت السعودية البوسنة والهرسك بالأسلحة لدفع عدوان الصرب عليهم.
“Ketika PBB memboikot impor senjata dalam Perang Balkan, Saudi membekali Bosnia dan Herzegovina dengan senjata-senjata untuk membela diri dari kezaliman Serbia kepada mereka.”
7) Peran Arab Saudi dalam Membantu Palestina:
سليم الزعنون رئيس المجلس الوطني الفلسطيني:السعودية فتحت لنا مخازن أسلحة جيشها وزودتنا بالأسلحة عام ١٩٧٨.
“Salim Az-Za’nun, Pemimpin Majelis Tanah Air Palestina berkata: Saudi telah membuka untuk kami gudang-gudang penyimpanan senjata tentaranya dan membekali kami dengan berbagai senjata sejak tahun 1978.”
Raja Salman bin Abdul Aziz hafizhahullah berkata,
فلسطين قضيتناالأولى
“Palestina adalah permasalahan kami yang pertama.”
Kebaikan Ulama Saudi untuk Kaum Muslimin Dunia
Bukan hanya pemerintahnya yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh sebagian orang, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut Palestina:
Fatwa Lembaga Resmi untuk Fatwa Kerajaan Saudi Arabia
Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyah wal Ifta’
Tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah milik Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah Da’imah lil Buhutsil ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan, rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk. Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk Palestina.
Dan dalam menghadapi peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas ummat Islam berdiri satu barisan bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka, ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara.” (Al-Hujurat: 10)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain.” (At-Taubah: 71)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua tangannya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَّى وَالسَّهَرِ
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Beliau juga bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ
“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya dan tidak meremehkannya.” (HR. Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan, apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya. Atau dari pihak pemerintah Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan kepada mereka dan mengambil posisi di belakang mereka dan membela kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam firman-Nya,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
“Dan bekerjasamalah kalian di atas kebajikan dan ketakwaan.” (Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk bertakwa kepada Allah Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak kesewenang-wenangan dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan individu.
Kami mohon kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan Dzat Yang Maha Berkuasa.
Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.”
Tertanda:
Mufti Saudi Kerajaan Arab Saudi dan Ketua Komite Ulama Besar: Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Aalusy Syaikh hafizhahullah.
Dan Para Ulama Anggota Komite Tetap untuk Penelitian Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi
[Sumber terjemahan dari website Ahlus Sunnah Jakarta dengan sedikit perubahan dan teks Asli dari website Sahab]
Bantuan kepada kaum muslimin di berbagai penjuru dunia, oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah berikut:
Keteladanan Mufti Saudi Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di masanya, Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi menceritakan, “Ada satu kisah yang sangat berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan bantuan dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan yang mereka bawa. Maka berkatalah sang wanita tua, “Dari mana asal kalian?”
Mereka menjawab, “Kami dari Kerajaan Saudi Arabia”. Wanita tua itu lalu berkata, “Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz”. Mereka berkata, “Semoga Allah merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil seperti ini?” Wanita tua menjawab, “Demi Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”.” [Koran Al-Madinah, no. 13182]
Salah seorang murid Syaikh Bin Baz rahimahullah pernah bercerita, “Pada suatu malam, ketika Syaikh Bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara orang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya, setelah beliau shalat barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan, lalu Syaikh minta pencuri itu dihadirkan ke hadapannya. Pertama sekali yang beliau lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya, setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata, “Kenapa engkau melakukan ini?” Pencuri menjawab, “Ibuku di Pakistan saat ini sedang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya hanya memiliki 5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.” Maka Syaikh menghubungi salah seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran akan perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran atas pengakuan si pencuri, beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar 5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan kemungkinan dia membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal. Singkat cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai beliau sampai wafatnya.”[Disarikan dari ceramah, “Maqaathi’ Muatststsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”]
Abdullah bin Muhammad Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul Yaman di negara Eretria berkisah:
“Saya datang ke Riyad di malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana dan bertemu dengan seseorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada saya. Beliau berkata, “Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan ini karena saya berpikiran anda belum makan malam ini. Demi Allah, saya tidak bisa tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.” [Untaian Mutiara Kehidupan Ulama Ahlus Sunnah, Abu Abdillah Alercon, dkk, hal. 27-28]
Subhanallah, inilah akhlak para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid dan sunnah. Dan masih banyak lagi kebaikan pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا لا تَعْمَى الأَبْصَارُ وَلَكِن تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” [Al-Hajj: 46]
Inikah Penyebab Hizbut Tahrir Membenci Arab Saudi…?!
Hizbut Tahrir adalah kelompok sesat yang banyak disingkap kesesatannya oleh para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah, khususnya para ulama di Arab Saudi secara umum dan dua kota suci Makkah dan Madinah secara khusus, dan berikut beberapa poin ringkasan penyimpangan Hizbut Tahrir yang dijelaskan oleh Asy-Syaikh Abdur Rahmman bin Muhammad Sa’id Ad-Dimaysqiyyah dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir”:
1) Kesibukan utama mereka adalah politik dan ajakan mendirikan khilafah, maka tidak akan engkau dapati mereka sibuk mengajak untuk membersihkan aqidah, menegakkan sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.
2) Hijrahnya banyak anggota dan tokoh-tokoh Hizbut Tahrir ke negeri-negeri kafir Eropa.
3) Mereka tidak memiliki aqidah yang jelas, selain khilafah yang menurut aqidah mereka adalah prioritas, seakan-akan Allah menyatakan, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menegakkan khilafah”.
4) Menawarkan khilafah kepada tokoh Syi’ah Khomeini yang melakukan banyak kekafiran (sebagaimana disebutkan dalam majalah “Khilafah” mereka no. 18 tanggal 4-9-1989 M) dan mereka memuji kitab Khomeini yang berisi banyak kesyirikan dan kekafiran berjudul “Al-Hukumah Al-Islamiyah” dalam majalah mereka Al-Wa’i no. 26 tahun 1989 M, maka ini diantara yang menunjukkan rusaknya aqidah mereka.
5) Tidak memahami dan berusaha mengobati perkara-perkara yang menyebabkan runtuhnya khilafah kaum muslimin, yaitu kesyirikan, bid’ah dan maksiat. Mereka ingin Allah ta’ala merubah mereka namun mereka tidak berusaha merubah diri mereka.
6) Para penceramah mereka selalu berceramah hanya dengan mengandalkan emosi dan pembicaraan politik untuk menutupi kebodohan mereka terhadap ilmu agama, maka engkau tidak akan dapati tokoh-tokoh mereka memiliki halaqoh-halaqoh ilmu syar’i yang diprioritaskan.
7) Memusuhi aqidah tauhid dan bersikap lembek dalam mengamalkannya, disertai ajakan untuk bersatu bersama kelompok-kelompok syirik seperti Syi’ah, Shufiyyah dan lain-lain.
8) Membolehkan orang kafir menjadi anggota parlemen Islam atau menjadi kepala daerah dan pemimpin pasukan di negeri muslim (sebagaimana dalam buletin “Ajwibah wa Asilah” yang diterbitkan oleh Pendiri HT An-Nabhani bulan Rabi’uts Tsani 1390 H/5-6-1970 M)
9) Kondisi mereka menunjukkan bahwa tujuan dapat membenarkan segala cara.
10) Kekacauan aqidah mereka dalam masalah Al-Qodha dan Al-Qodar.
11) Akal menurut mereka termasuk sumber agama, dan ini adalah hasil adopsi dari Mu’tazilah.
12) Berjilbab lebar sesuai syari’at menurut mereka adalah kemerosotan moral sebagaimana diisyaratkan An-Nabhani dalam “An-Nizhom fil Islam” hal. 10 dan 128.
13) Tidak ada bedanya menurut mereka antara Sunni dan Syi’ah, padahal jelas sekali kekafiran Syi’ah.
14) Meniadakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar hingga tegak khilafah khayalan mereka, sebagaimana disebutkan dalam kitab mereka “Manhaj Hizbit Tahrir minat Taghyir” hal. 21.
15) Pengkafiran mereka terhadap kaum muslimin dan tuduhan mereka bahwa negeri-negeri muslim adalah negeri-negeri kafir, sebagaimana dalam kitab mereka “Hizbut Tahrir” hal. 32, 103.
16) Bahkan menganggap Makkah dan Madinah bukan negeri Islam, sebagaimana dikatakan seorang tokoh Hizbut Tahrir dalam dialog bersama Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyyah.
17) Menolak hadits-hadits Ahad dalam aqidah, ini adalah kesesatan yang nyata.
18) Mengingkari azab kubur.
19) Mencela hadits-hadits tentang Imam Mahdi.
20) Fatwa-fatwa fiqh aneh Hizbut Tahrir:
- Boleh berciuman dan berjabat tangan dengan wanita non mahram (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 29-05-1970 M yang disebarkan An-Nabhani).
- Boleh melihat gambar porno.
- Boleh bagi wanita mengenakan wig dan celana “banthalun” dan boleh keluar mengikuti Pemilu meski dilarang suami (Buletin Hizbut Tahrir “Jawaabus Suaal” 17-02-1972 M yang disebarkan An-Nabhani)
- Wanita boleh jadi anggota parlemen, sebagaimana dalam kitab mereka “Muqoddimatus Dustur” hal. 114 dan “Mitsaqul Ummah” hal. 72.
- Boleh wanita menjadi qodhi, sebagaimana dalam kitab mereka “An-Nizhom Al-Ijtima’i fil Islam”hal. 89.
- Boleh mengqishosh seorang muslim yang membunuh orang kafir, padahal Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam melarang.
- Boleh taat kepada khalifah mereka meski menyelisihi ayat dan hadits yang jelas, sebagaimana dalam kitab mereka “Ad-Daulah Al-Islamiyah” hal. 108.
Dan masih banyak lagi yang dipaparkan Asy-Syaikh Abdur Rahman Ad-Dimasyqiyah secara detail dalam kitab beliau “Ar-Roddu ‘ala Hizbit Tahrir” silakan merujuk kitab tersebut.
PENEGASAN
Bagi yang mendalami dan memahami manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah insya Allah dengan mudah memahami analisa sebab kebencian Hizbut Tahrir terhadap Arab Saudi, yaitu karena negeri Arab Saudi, baik pemerintah dan ulamanya memiliki peran yang sangat besar dalam memperjuangkan tauhid dan sunnah serta berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai Pemahaman Salaf, yang sangat bertentangan dengan manhaj Hizbut Tahrir, bersamaan dengan itu para ulama Ahlus Sunnah baik yang memiliki hubungan langsung maupun tidak langsung dengan Arab Saudi, merekalah yang menyingkap kesesatan Hizbut Tahrir, maka Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah penghalang terbesar bagi “khilafah” khayalan dan berbagai kesesatan Hizbut Tahrir yang lainnya, dan bukanlah ini suatu analisa yang baru, tapi sudah disebutkan ulama Salaf sejak dulu.
Al-Imam Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata,
علامة أهل البدع الوقيعة في أهل الأثر
“Tanda ahlul bid’ah adalah menjelek-jelekan Ahlul Atsar (Ahlus Sunnah).” [As Sunnah lil Laalakaai, 1/179]
Al-Imam Al-Auza’i rahimahullah berkata,
لَيْسَ مِنْ صَاحِبِ بِدْعَةٍ تُحَدِّثُهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخِلَافِ بِدْعَتِهِ بِحَدِيثٍ إِلَّا أَبْغَضَ الْحَدِيثَ
“Tidak ada satu pun pelaku bid’ah yang engkau sampaikan hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang menyelisihi bid’ahnya, kecuali ia akan membenci hadits tersebut.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 149]
Al-Imam Ahmad bin Sinan Al-Qoththon rahimahullah berkata,
لَيْسَ فِي الدُّنْيَا مُبْتَدِعٌ إِلَّا وَهُوَ يُبْغِضُ أَهْلَ الْحَدِيثِ فَإِذَا ابْتَدَعَ الرَّجُلُ نُزِعَ حَلَاوَةُ الْحَدِيثِ مِنْ قَلْبِهِ
“Tidak ada di dunia ini seorang ahlul bid’ah pun kecuali ia membenci Ahlul Hadits (Ahlus Sunnah), dan apabila seseorang berbuat bid’ah maka akan dihilangkan manisnya hadits dari hatinya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 150]
Al-Imam Abu Nashr bin Sallaam Al-Faqih rahimahullah berkata,
لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَلَ عَلَى أَهْلِ الْإِلْحَادِ، وَلَا أَبْغَضُ إِلَيْهِمْ مِنْ سَمَاعِ الْحَدِيثِ وَرِوَايَتِهِ بِإِسْنَادِه
“Tidak ada sesuatu yang lebih berat atas orang-orang yang sesat dan lebih dibenci oleh mereka dari mendengar hadits dan meriwayatkannya dengan sanadnya.” [Syarafu Ashaabil Hadits: 151]
Al-Imam Abu ‘Utsman Ash-Shabuni rahimahullah berkata,
علامات البدع على أهلها بادية ظاهرة، وأظهر آياتهم وعلاماتهم: شدة معاداتهم لحملة أخبار النبي صلى الله عليه وسلم واحتقارهم واستخفافهم بهم
“Tanda-tanda ahlul bid’ah nampak jelas pada orang-orangnya, dan tanda mereka yang paling jelas adalah, kerasnya permusuhan, perendahan dan peremehan mereka terhadap para ulama pembawa hadits-hadits Nabi shallallahu’alaihi wa sallam.” [‘Aqidatus Salaf Ashhaabil Hadits: 101]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Sumber:
http://sofyanruray.info/mengapa-hizbut-tahrir-membenci-arab-saudi/
1 comments:
fatwa2 fiqih mereka ...apa benar begitu?! mengerikan sekali
Posting Komentar